post image

Kloter SOC71 Yogyakarta Dijadwalkan Tiba Di Indonesia 3 Juli 2025

  • Administrator
  • 13 Jun 2025
  • News

(Yogyakarta, DIY) -  Jemaah haji Kloter SOC71 Yogyakarta saat ini masih di Arab Saudi dan dijadwalkan akan tiba di tanah air pada 3 Juli 2025 mendatang.

Abdul Kholik, S.Fil., salah satu jamaah Haji Kloter SOC71 Yogyakarta pun menceritakan perjalanan ibadah haji di tanah suci berjalan lancara.

Ia menyampaikan perjalanan ke tanah suci Makkah Al Mukharomah dimulai pada 22 Mei 2025 pukul 02.00 WIB dimana rombongan jamaah Kloter SOC71 diberangkatkan dari Balai Kota Yogyakarta menuju Asrama Haji Donohudan, Solo, dengan pengawalan Polantas.

"Setibanya di Donohudan, petugas Kemenag menyambut hangat, membantu pengangkutan koper, pembagian gelang identitas haji, paspor, serta tas perlengkapan pribadi dan obat-obatan. Jamaah juga menerima uang saku 750 Riyal," terang Abdul Kholik yang juga pengurus HIPPI DIY.

Kemudian selama transit, kata Kholik, jamaah dipenuhi tiga kali makan plus snack, memastikan semua kebutuhan konsumsi terpenuhi. Keesokan paginya, pada 23 Mei pukul 06.00 WIB, rombongan terbang ke Jeddah dengan Garuda Indonesia. Meski kabin terasa sempit dan terkesan “jadul”, keramahan kru, dua kali hidangan utama, dan satu kali snack membuat perjalanan udara tetap nyaman.

Yang tak kalah menariknya adalah sambutan di Jeddah dan persiapan Umrah Wajib. "Setiba di Bandara King Abdulaziz, proses imigrasi berlangsung cepat dan tertib. Jamaah kemudian diantar dengan bus berisi snack sambutan menuju Mekkah, sambil mengumandangkan talbiyah bersama. Karena mengambil miqat udara (Ya Lam Lam), niat ihram sudah terpasang sejak lepas landas," jelasnya.

Selama di Mekkah, jamaah menginap di Hotel Moro Al Alamiah (bintang 4), hanya 500 m dari pintu Jamarat, di bawah layanan syarikah Rakeen 1, salah satu dari delapan syarikah pilihan Kemenag. Check-in berjalan efisien, welcome snack dan merchandise menyambut setiap peserta. Malam harinya, jamaah menunaikan Umrah Wajib sebagai pembuka rangkaian ibadah haji.


Ia menuturkan puncak ibadah Wukuf di Arafah dilakukan pada 9 Dzulhijjah, yakni jamaah melaksanakan wukuf di Arafah tepat setelah waktu Zuhur hingga fajar keesokan harinya. Tenda di Arafah tertata rapi, logistik melimpah, dan jamaah disarankan hadir meski sejenak untuk memastikan sahnya wukuf. Doa dan dzikir di padang Arafah menjadi momen puncak spiritual, menyejukkan hati setiap hamba.

“Ya Allah, mudahkan haji kami, terimalah niat ikhlas kami, ringankan beban dan karuniakan kami haji yang mabrur,” seru jamaah penuh harap.

Kemudian setelah itu, setelah Wukuf perjalanan dilanjutkan ke Muzdalifah dan Mina. Jamaah diangkut ke Muzdalifah untuk mabit. Namun jumlah armada bus yang terbatas menyebabkan perpindahan memakan waktu lama.

"Alhamdulillah, malam mabit berjalan baik meski jamaah harus menanti dan berdesak-desakan," terang Abdul.

Kemudian menjelang fajar berikutnya, rombongan bergerak ke Mina. Kemacetan parah dan antrean panjang bus membuat sebagian jamaah memilih berjalan kaki demi sampai di tenda sesuai maktab. Sesampainya di Mina menjelang siang, sebagian beristirahat, sebagian lain segera melaksanakan lempar Jumrah Aqabah (nafar awal) dan Tawaf Ifadhah bagi yang fisiknya masih prima.

Meski banyak momen berjalan lancar, beberapa kendala teknis menjadi catatan penting. Koordinasi transportasi seperti antrean bus dan titik drop-off di Mina perlu penataan ulang agar tidak mengganggu kelancaran jamaah, terutama lansia. Sistem kemitraan syarikah baru yaitu penerapan delapan syarikah perlu evaluasi lebih lanjut, meski Rakeen 1 unggul dalam pelayanan, ada syarikah lain yang masih perlu peningkatan mutu.

Abdul Kholik mengungkapkan ibadah haji bukan sekadar memenuhi rukun syariat, melainkan latihan batin. “Dari fisik yang melelahkan, antrian panjang, hingga ujian kesabaran, semua menjadi tempa iman. Semoga setiap usaha dan niat tulus ini mendapat pahala berlimpah dari Allah,” ungkap Abdul Kholik.

Perjalanan Haji 2025 Kloter SOC71 menjadi cermin pentingnya persiapan fisik, koordinasi penyelenggara, dan keikhlasan hati. Semoga pengalaman ini memotivasi perbaikan layanan haji di masa mendatang dan menguatkan keimanan setiap jamaah Indonesia.

"Dengan rasa syukur mendalam bahwa meski ujian datang bertubi, keberkahan dan kemudahan senantiasa tercurah bagi mereka yang ikhlas dan tawakkal," pungkas Abdul Kholik (Raya Sanjiwani) 

0 Comment